Cegah Cuaca Ekstrem, BMKG Gelar Operasi TMC di Jabodetabek hingga Jatim

Minggu, 01 Januari 2023 - 16:55 WIB
loading...
Cegah Cuaca Ekstrem,...
BMKG menargetkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menargetkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Termasuk di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

“Saat ini ada beberapa wilayah yang menjadi target pengurangan intensitas curah hujan, antara lain DKI Jakarta (Jabodetabek), Jabar, Jateng dan Jatim,” kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (1/1/2023).

Seperti diketahui, BMKG sejak 21 Desember telah merilis adanya potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi hingga awal Januari 2023 di sejumlah daerah. Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di wilayah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, NTB, dan NTT.



Guswanto pun mengatakan operasi TMC yang dilakukan saat ini merupakan Kolaborasi BMKG dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BRIN dan TNI AU dan pemerintah daerah yang mengalami Siaga Darurat Tanggap Bencana Cuaca Ekstrem.



Operasi TMC ini merupakan teknologi modifikasi cuaca yang merupakan usaha campur tangan manusia dalam mengendalikan sumber daya air di atmosfer dengan memanfaatkan parameter cuaca. “Atau diartikan suatu metode merekayasa atau mengubah kondisi cuaca dengan tujuan untuk mengurangi intensitas curah hujan atau menambah curah hujan di suatu daerah,” jelasnya.

Guswanto mengatakan modifikasi cuaca ini dengan menaburkan NaCl atau garam sebagai inti kondensasi untuk mempercepat terjadinya hujan di laut sehingga hujan tidak turun di daratan. Maka, dengan begitu diharapkan akan mencegah terjadinya cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir.

“Saat ini digunakan dengan menaburkan garam sebagai inti kondensasi guna mempercepat terjadinya hujan di laut guna melindungi wilayah daratan tertentu, agar tidak banjir,” kata Guswanto.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1710 seconds (0.1#10.140)